Savana Tanggedu – Lukisan Alam di Desa Mondu

Desa Mondu, selain dikenal dengan budaya tenun ikatnya yang khas, juga menyimpan panorama alam yang memukau, salah satunya adalah Savana Tanggedu. Hamparan padang rumput luas yang menghijau di musim hujan dan menguning keemasan di musim kemarau ini menghadirkan pemandangan bak lukisan hidup.

Dari ketinggian, pengunjung dapat menyaksikan kontur perbukitan khas Sumba Timur yang bergelombang, diselingi batuan kapur dan jalur air musiman. Keheningan alam, semilir angin savana, serta keaslian lanskap menjadikan Savana Tanggedu lokasi favorit untuk fotografi alam, syuting dokumenter, maupun sekadar bersantai menyatu dengan alam.

Akses menuju Savana Tanggedu cukup menantang namun penuh petualangan. Perjalanan dapat dilanjutkan dari pusat kota Waingapu menuju Desa Mondu, lalu dilanjutkan dengan kendaraan roda dua atau berjalan kaki untuk menjangkau spot terbaik di savana.

Sentra Tenun Ikat Tradisional di Desa Mondu

Desa Mondu di Kecamatan Kanatang, Sumba Timur, tidak hanya dikenal dengan keindahan alamnya, tetapi juga sebagai pusat kerajinan tenun ikat tradisional yang diwariskan secara turun-temurun oleh masyarakat adat setempat. Dalam kawasan desa, wisatawan dapat langsung menyaksikan para pengrajin—khususnya kaum perempuan—menenun kain secara manual menggunakan alat tenun tradisional. Proses ini dilakukan di ruang terbuka atau di depan rumah adat, menciptakan suasana yang khas dan penuh nilai budaya.

Motif-motif pada kain tenun Sumba dikenal sarat makna filosofis dan simbolik, mencerminkan kepercayaan, cerita leluhur, serta hubungan manusia dengan alam. Wisatawan yang berkunjung tidak hanya bisa melihat proses pembuatannya, tetapi juga berdialog langsung dengan para penenun dan membeli kain hasil karya mereka sebagai bentuk dukungan ekonomi kreatif lokal.

Kegiatan wisata ini sangat mendukung konsep pariwisata berbasis komunitas (community-based tourism), di mana pengunjung diajak memahami kearifan lokal, proses produksi yang penuh ketelitian, serta menghargai kekayaan budaya Sumba Timur.

Kampung Adat Padadita

Kampung Adat Padadita merupakan salah satu situs budaya penting yang terletak di wilayah Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur. Kampung ini dikenal karena rumah adatnya yang khas, yakni rumah tradisional dengan atap menjulang tinggi dan berbahan ilalang, dikenal sebagai Uma Mbatangu—yang berarti "rumah menara" dalam bahasa setempat.

Rumah adat ini tidak hanya menjadi tempat tinggal, tetapi juga merupakan pusat kegiatan adat, spiritual, dan sosial masyarakat. Arsitektur rumah dirancang sesuai filosofi masyarakat Sumba, di mana bagian bawah digunakan untuk ternak, bagian tengah sebagai ruang keluarga, dan bagian atas (menara) untuk menyimpan benda-benda pusaka dan perlengkapan upacara adat.

Kunjungan ke Kampung Adat Padadita memberikan pengalaman budaya yang autentik bagi wisatawan, dengan suasana alami, struktur rumah yang masih asli, dan interaksi langsung dengan warga lokal yang menjaga nilai-nilai tradisi leluhur. Destinasi ini sangat cocok bagi pencinta budaya dan antropologi yang ingin menyelami kehidupan masyarakat adat Sumba secara langsung.

Air Terjun Tanggedu: Keindahan Tersembunyi di Jantung Sumba Timur

Air Terjun Tanggedu terletak di Desa Tanggedu, Kecamatan Kanatang, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur. Dikenal sebagai “Grand Canyon-nya Sumba”, air terjun ini menawarkan keindahan alam yang menakjubkan dengan aliran air jernih yang mengalir di antara tebing-tebing batu berlapis. Bentuk aliran air yang melebar dan bertingkat menciptakan panorama alami yang sangat fotogenik dan menyegarkan.

Perjalanan menuju lokasi air terjun membutuhkan trekking ringan sekitar 2–3 km dari titik parkir terakhir, melewati perbukitan dan padang savana yang memperkaya pengalaman petualangan. Setibanya di lokasi, pengunjung akan disambut oleh suara gemuruh air, kolam alami berwarna biru kehijauan, serta suasana hutan yang masih asri.

Air Terjun Tanggedu sangat cocok bagi pecinta wisata alam dan ekowisata, karena selain menawarkan keindahan visual, destinasi ini juga mendukung pelestarian lingkungan dan keterlibatan masyarakat lokal dalam pengelolaannya.